Minggu, 04 Mei 2014

Bentuk-bentuk Utama Dalam Terapi


 1.  Terapi Supportive
A.  Pengertian
a.  Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.
b.  Suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya.

B. Psikoterapi suportif (atau supresif atau non spesifik). Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:
·       Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya
·       Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
·       Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)
·       Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan serta kelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien  melakukan perubahan realistik apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb, 2004).

C. Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:
·       Ventilasi atau kataris
-     Persuasi atau bujukan (persuasion)
·       Sugesti
·       Penjaminan kembali ( reassurance)
-     Bimbingan dan penyuluhan
-     Terapi kerja
-     Hipno-terapi dan narkoterapi
-     Psikoterapi kelompok
-     Terapi prilaku

D. Tujuan dari terapi supportive:
·       Menaikkan fungsi psikologi dan sosial
·       Menyokong harga dirinya dan keyakinan dirinya sebanyak mungkin
·       Menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
·       Mencegah terjadinya relaps
·       Bertujuan agar penyesuaian baik
·       Mencegah ketergantungan pada dokter
·       Memindahkan dukungan profesional kepada keluarga

E.  Macam-macam teknik terapi supportive:
1)  Guidance/Bimbingan, yakni prosedur pemberian pertolongan secara aktif dengan cara memberikan fakta dan interpretasi dalam bidang pendidikan, pekerjaan, hubungan sosial dan bidang-bidang kesehatan.

2)  Manipulasi lingkungan, yakni usaha untuk menyelesaikan masalah-masalah emosional klien dengan cara menghilangkan atau mengubah unsur-unsur lingkungan yang tidak menguntungkan.
3)  Eksternalisasi perhatian, yakni usaha untuk mengalihkan perhatian klien yang mengalami kecemasan atau depresi dengan jalan memberikan dorongan agar klien dapat memulai lagi aktivitas yang pernah disenanginya ataupun mengembangkan kesenangan baru untuk mengisi waktu senggangnya. Jenis-jenis eksternalisasi perhatian antara lain terapi kerja, terapi musik,terapi gerak dan tari, terapi syair, terapi sosial.
4)  Sugesti-prestis, yakni usaha terapis untuk mensugesti klien, yakni memberikan pengaruh psikis tanpa daya kritik.
5)  Meyakinkan kembali (reassurance), terapi ini biasanya menyertai pada setiap terapi. Klien yang merasa dieengkam ketakutan yang irasional perlu ditenangkan dan dihibur. Terapis perlu mendiskusikan ketakutan-ketakutan tersebut secara terbuka dengan kliennya untuk menjelaskan bahwa ketakutan itu tidak rasional atau tidak berdasar.
6)  Dorongan dan paksaan, yakni dengan memberikan ren-’ara’ dan punishment untuk menstimulasi perilaku klien sesuai yang diharapkan. Diantaranya dengan cara klien diberi tugas untuk melawan impuls-impuls yang menimbulkan neurotik, berusaha menghilangkan atau mengurangi intensitasnya sampai di bawah titik kritis.
7)  Persuasi, yakni mendasari diri pada anggapan bahwa dalam diri klien mempunyai sesuatu kekuatan untuk proses emosinya yang patologis dengan kekuatan dan kemampuan ataupun dengan menggunakan common sensenya sendiri, sebab pada umumnya orang yang menderita gangguan jiwa dalam keadaan intelek tertutup emosi.
8)  Pengakuan dan penyaluran, yakni dengan cara mengeluarkan isi hati kepada orang lain. Pendekatan ini untuk mengurangi tekanan yang ada pada klien, sebab dengan adanya pengakuan dan penyaluran maka segala rasa tertekan yang mengganjal dapat dilepaskan (katarsis).
9)  Terapi kelompok pemberi inspirasi, yakni terapi kelompok yang terdiri dari klien yang memiliki problem sejenis

2.  Terapi Reeducative
A.  Pengertian
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri.
Membangkitkan pengertian pada penderita tentang konflik-konflik jiwa yang dikandungnya,yang terutama terletak dalam alam sadarnya.terapi ini lebih banyak menempatkan konflik konflik alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.
B. Contoh terapi reedukatif:
Terapi Manusia           : Terapi untuk kepentingan individu
Terapi kelompok         : Terapi untuk kepentingan kelompok
Terapi Keluarga          : Berkaitan tentang relasi terdekat


3.  Terapi Reconstructive

A.  Pengertian
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya dialam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.

B. Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain :
Psikoanalisa Freud dan Psikoanalisa non Freud psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa dengan cara : asosiasi bebas, analisis mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi main, terapi kelompok analitik. 1. Beberapa jenis psikoterapi suportif semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan (konseling) kembali memodifikasi tujuan dan membangktikan serta memprgunakan potensi kreatif yang ada. Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :
-     Terapi hubungan antar manusi (relationship therapy)
-     Terapi sikap (attitude therapy)
-     Terapi wawancara ( interview therapy)
-     Analisan dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf meyer)
-     Konseling terapetik
-     Terai case work
-     Reconditioning
-     Terapi kelompok yang reduktif
-     Terapi somatic


4.  Terapi Reconstructive

A.  Pengertian
Terapi Rekonstruktif yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi atau lebih mudahnya Dicapainya tilikan (insight) akan konflik-konflik nirsadar, dengan usaha untuk mencapai perubahan luas struktur kepribadian seseorang.

B. Tujuan terapi reconstructive:
Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien,akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengandilahirkannya potensi adaptif baru
C. Cara atau pendekatan:
Psikoanalisis klasik dan Neo-Freudian (Adler, Jung, Sullivan, Horney, Reich, Fromm, Kohut, dll.), psikoterapi berorientasi psikoanalitik atau dinamik.

Sumber :