Stres
Pengertian Stres
Apakah
arti stres itu? Apakah stres selalu bermakna negatif? Stres adalah bentuk ketegangan dari fisik, psikis, emosi maupun
mental. Bentuk ketegangan ini mempengaruhi kinerja keseharian seseorang
Menurut Selye (Bell, 1996) stress diawali dengan
reaksi waspada (alarm reaction) terhadap adanya ancaman, yang ditandai oleh
proses tubuh secara otomatis, seperti: meningkatnya denyut jantung, yang
kemudian diikuti dengan reaksi penolakan terhadap stressor dan akan mencapai
tahap kehabisan tenaga (exhaustion) jika individu merasa tidak mampu untuk
terus bertahan.
Stres merupakan:
· Respons
terhadap kondisi lingkungan yang tak diinginkan, dan bagaimana tubuh bereaksi
pada tuntutan yang dihadapi”.
· Jika tuntutan
berlebihan diberikan pada seseorang, hal tersebut dapat melampaui kemampuan
orang tersebut untuk mengatasinya.
·
Respons non-specific
tubuh pada tuntutan yang diterima, baik yang menyenangkan atau tidak.
·
Tekanan yang
tak teratasi, regangan atau kekuatan yang bekerja pada sistem fisik atau mental
seseorang yang tidak berlanjut dapat menyebabkan kerusakan.
Jadi, stress dapat mempengaruhi fisik, psikis mental
dan emosi. Tetapi, stress dapat mempunyai dua efek yang berbeda, bisa negatif
ataupun positit, tergantung bagaimana kuatnya individu tersebut menghadapi
stress atau bagaimana individu tersebut mempersepsikan stress yang sedang
dihadapinya.
Pada tertentu
sebenarnya kita memerlukan stres. Stres yang optimal akan membuat motivasi
menjadi tinggi, orang menjadi lebih bergairah, daya tangkap dan persepsi
menjadi tajam, menjadi tenang, dan lain-lain. Adapun stres yang terlalu rendah
akan mengakibatkan kebosanan, motivasi menjadi turun, sering bolos, dan
mengalami kelesuan. Sebaliknya stres yang terlalu tinggi mengakibatkan
insomnia, lekas marah, meningkatnya kesalahan, kebimbangan, dan lain-lain.
Stres juga harus
dibedakan dengan stresor. Stresor adalah sesuatu yang menyebakan stres. Stres
itu sendiri adalah akibat dari interaksi (timbal-balik) antara rangsangan
lingkungan dan respons individu.
Arti penting stress
☺
Faktor-faktor
individual dan sosial yang menjadi penyebab stres
Terjadinya
stres tergantung pada stresor dan tanggapan seseorang terhadap stresor
tersebut. Stresor meliputi berbagai hal. Lingkungan fisik bisa menjadi sumber
stresor, seperti suhu yang terlalu panas atau dingin, perubahan cuaca, cahaya
yang terlalu terang/gelap, suara yang terlalu bising dan polusi merupakan
sumber-sumber potensial yang bisa menjadi stresor. Kepadatan juga bisa
mengakibatkan stres. Penduduk yang tinggal di kampung-kampung yang kumuh yang
biasanya harus membagi ruak geraknya dengan banyak orang lain cenderung lebih
mudah meledak dibanding dengan penduduk yang tinggal dia area kurang padat.
Stresor bisa berasal dari individu sendiri.
Konflik yang berhubungan dengan peran dan tuntutan tanggung jawab yang
dirasakan berat bisa membuat seseorang menjadi tegang.
Stresor yang lain berasal dari kelompok
seperti: hubungan dengan teman, hubungan dengan atasan dan hubungan dengan bawahan.
Terakhir, stresor bisa bersumber dari ke
organisasian seperti kebijakan yang diambil perusahaan, struktur organisasi
yang tidak sesuai dan partsipasi para anggota yang rendah.
☺ Efek-efek Stres Menurut Hans Selye > General Adaptation
Stress
Menurut seorang pelopor penelitian mengenai
stre yang dilahirkan di Austria bernama Hans Selye (1974,1983), stres
sebenarnya adalah kerusakan yang dialami tubuh akibat berbagai tuntutan yang
ditempatkan padanya. Sindrom adaptasi umum (general adaptation syndrome/GAS)
adalah konsep yag dikemukakan oleh Selye yang menggambarkan efek umum pada
tubuh ketika ada tuntutan yang ditempatkan pada tubuh tersebut. GAS terdiri
dari tiga tahap : peringatan, perlawanan, dan kelelahan dan Local Adaptation
Syndrome (LAS)
General Adaptation Syndrome (GAS)
1. Tahap peringkatan (alarm), individu memasuki
kondisi shock yang bersifat
sementara, suatu masa dimana pertahanan terhadap stres ada di bawah normal.
Individu mengenali keberadaan stres dan mencoba menghilangkannya. Otot menjadi
lemah, suhu tubuh menurun, dan tekanan darah juga turun. Kemudian terjadi apa
yang disebut dengan countershock,
dimana pertahanan terhadap stres mulai muncul; korteks adrenal mulai membesar,
dan pengeluaran hormone meningkat. Dan tahap alarm berlangsung dengan singkat.
2.
Tahap perlawanana
(resistance)
Dimana pertahanan stres menjadi semakin
intensif, dan semua upaya dilakukan untuk melawan stres. Pada tahap pertahanan,
tubuh individu dipenuhi oleh hormone stres; tekanan darah, detak jantung, suhu
tubuh dan pernafasan semua meningkat. Bila semua upaya yang dilakukan untuk
melawan stres ternyata gagal dan stres tetap ada, individu akan memasuki tahap
kelelahan.
3. Tahap kelelahan (exhausted)
Dimana kerusakan pada tubuh semakin meningkat,
orang yang bersangkutan mungkin akan jatuh pingsan di tahap kelelahan ini, dan
kerentanan terhadap penyakit akan meningkat.
Local
Adaptation Syndrom (LAS)
Tubuh menghasilkan banyak respons setempat
terhadap stress. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan
luka, akomodasi mata terhadap cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik
dari LAS :
-respon yang
terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
-respon
bersifat adaptif; diperlukan stressor untuk menstimulasikannya.
-respon
bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
-respon
bersifat restorative.
Sebenarnya respon LAS ini banyak kita temui
dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan dibawah ini :
a. Respon
inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan
infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga
penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung
cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
• Fase pertama :
adanya perubahan sel dan system sirkulasi,
dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan
teraktifasinya kini,histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki
permeabilitas kapiler sehingga protein, leucosit dan cairan yang lain dapat
masuk ketempat yang cedera tersebut.
• Fase kedua :
pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi
cairan dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
•
Fase ketiga :
Regenerasi
jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b. Respon refleks nyeri
respon ini
merupakan respon adaptif yang bertujuanmelindungi tubuh dari kerusakan lebih
lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
Tipe-tipe
Stres.
1. Tekanan
Tekanan itu muncul tidak hanya dalam diri
sendiri , bisa jadi dari luar diri, karena biasanya apa yang kita sukai
bertentangan dengan apa yang menjadi pandangan orang tua dan ini bisa menjadi
salah satu tekanan psikologis terhadap anak yang akan berdampak stress.
2. Frustasi
Suatu kondisi psikologis yang tidak
menyenangkan sebagai akibat terhambatnya seseorang dalam mencapai apa yang di
inginkannya .
3. Konflik
Konflik terjadi apabila ada perbedaan pendapat
atau perbedaan cara pandang diantara beberapa orang, kelompok atau organisasi
karena memiliki tujuan dan pandangan berbeda dalam upaya mencapai tujuan.
4. Kecemasan
Kecemasan itu suatu respon atau sinyal
menyadarkan seseorang tentang perasaan khawatit, gelisah , dan takut yang
sedang ia rasakan. Ini timbul dari emosi seseorang karena merasa tidak nyaman,
tidak aman atau merasakan ancaman dan sering kali terjadi tanpa adanya penyebab
yang jelas ini karena respon terhadap situasi yang kelihatannya tidak
menakutkan atau bisa juga sebagai hasil rekaan.
Syptom reducing responses terhadap stress
☺
Respon terhadap
stress
Menurut
Lazarus (dalam Santrock, 2003 : 566) penanganan stres atau coping terdiri dari
dua bentuk, yaitu:
Coping
yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus
untuk strategi kognitif untuk penanganan stres atau coping yang digunakan oleh
individu yang menghadapi masalahnya dan berusaha menyelesaikannya.
Coping
yang berfokus pada emosi (problem-focused coping)adalah istilah Lazarus untuk
strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi
stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
☺
Defence mechanism
1.
Indentifikasi
Identifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk menghadapi orang lain dngan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya. Maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
2. Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan di bidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasan di bidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olah raga yang ia miliki sangatlah memuaskan.
3. Overcompensation/ reaction formation
Perilaku seseorang yang gagal mencapai tujuan
dan orang tersebut tidak mengakui tujuan pertama tersebut dengan cara melupakan
serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang biasanya berlawanan dengan tujuan
pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur gurunya karena mengobrol saat
upacara, bereaksi dengan menjadi sangat tertib saat melaksanakan upacara dan
menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
4. Sublimasi
Sublimasi adalah suatu mekanisme sejenis yang
memegang peranan positif dalam menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan
kegiatan yang konstruktif. Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat
diterima oleh masyarakat dan derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat
agresifitas yang disalurkan menjadi petinju atau tukang potong hewan.
5. Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat batin sendiri pada
objek di luar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namun ia berkata temannyalah yang tidak menyukainya.
6. Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain. Misalnya
seoarang wanita mencintai seorang pria, lalu ia memasukan pribadi pria tersebut
ke dalam pribadinya.
7. Reaksi konversi
Secara singkat mengalihkan konflik ke alat
tubuh atau mengembangkan gejala fisik. Misalkan belum belajar saat menjelang
bel masuk ujian, seorang anak wajahnya menjadi pucat dan berkeringat.
8. Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia dimarahi oleh
bosnya tadi siang.
9. Supresi
Supresi yaitu menekan konflik, impuls yang
tidak dapat diterima secara sadar. Individu tidak mau memikirkan hal-hal yang
kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan
hal itu lagi.”
10. Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnya seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
11. Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seseorang yang apabila menghadapi konflik frustasi,
ia menarik diri dari pergaulan dengan lingkunganya. Misalnya artis yang sedang
digosipkan berselingkuh, karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
12. Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfntasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memiliki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
13. Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan/menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
14. Sikap mengkritik orang lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. Perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif (terbuka). Misalkan seorang karyawan
yang berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat
berlangsung.
☺
Pendekatan
problem solving terhadap stress
Strategi
koping yang spontan mengatasi stress
Proses
mental dan intelektual dalam menemukan masalah dan memecahkan berdasarkan data
dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang cermat dan
akurat . Misalnya , kita menghadapi masalah yang membuat kita stres jalan
satu-satunya ialah yakin kepada tuhan dan berdoalah maka tuhan pun memberi
jalan keluarnya kepada kita .
- Strategi coping yang spontan mengatasi stres
ada dua yaitu :
1. Strategi Terfokus Masalah yang disebut juga Problem focus coping, yaitu upaya
seseorang untuk memfokuskan perhatian pada masalah atau situasi spesifik yang
telah terjadi, sambil mencoba menemukan cara untuk mengubahnya atau
menghindarinya. Strategi yang ditempuh untuk memecahkan masalah antara lain menentukan masalahnya, mencari pemecahan alternative,
menimbang-nimbang alternative tersebut, dan memilih salah satunya dan
mengimplementasikannya.
2. Strategi Terfokus Emosi yang disebut juga Emotion focus coping, yaitu upaya untuk
memecahkan emosi yang tidak dapat dikendalikan. Terdapat banyak cara untuk
mengatasi emosi negative.
Sumber :
Santrock.
W John. 2003.Adolescence perkembangan
remaja.Jakarta : Erlangga
Basuki Heru.2008.Psikologi Umum.Jakarta : Universitas Gunadarma.
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental; Konsep,
Cakupan, dan Perkembangannya. Yogyakarta: Andi Sunaryo. 2002.
Psikologi untuk
keperawatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Halgin, R.P., Whitbourne, S.K. 2010. Psikologi
abnormal. Jakarta: Salemba Humanika
Tidak ada komentar:
Posting Komentar