Pengertian Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal adalah dimana
ketika kita berkomunikasi, kita bukan sekedar menyampaikan isi pesan, tetapi
juga menentukan kadar hubungan interpersonalnya. Jadi ketika kita berkomunikasi
kita tidak hanya menentukan content melainkan juga menentukan relationship.
Dari segi psikologi komunikasi, kita
dapat menyatakan bahwa makin baik hubungan interpersonal, makin terbuka orang
untuk mengungkapkan dirinya; makin cermat persepsinya tentang orang lain dan
persepsi dirinya; sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung diantara
komunikan.
Di dalam hubungan interpersonal
tedapat juga komunikasi interpersonal yaitu Komunikasi interpersonal menurut
Mulyana (2001) komunikasiinterpersonal adalah komunikasi antara orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal. De Vito (1995)
mengemukakan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang mengambil tempat
antara dua orang yang memiliki hubungan yang tidak bisa dipungkiri. Komunikasi
Interpersonal dapat terjadi antara anak dengan ayahnya, seorang pegawai dengan
pegawai lainnya, dua saudara, seorang dosen dengan mahasiswa, dua kekasih, dua
teman dan lain sebagainya. Menurut Rogers mendefinisikan komunikasi interpersonal
adalah merupakan komunikasi dari mulut ke mulut yang terjadi dalam interaksi
tatap muka antara beberapa pribadi.
A.
Model-model Hubungan Interpersonal
Ada beberapa teori yang menjelaskan
mengenai hubungan interpersonal, yaitu:
1. Model
Pertukaran Sosial
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu transaksi dagang. Orang berhubungan dengan orang
lain karena mengharapkan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya. Thibault dan
Kelley, dua orang pemuka dari teori ini menyimpulkan model pertukaran sosial
sebagai berikut:
“Asumsi
dasar yang mendasari seluruh analisis kami adalah bahwa setiap individu secara
sukarela memasuki dan tinggal dalam hubungan sosial hanya selama hubungan
tersebut cukup memuaskan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya”.
Ganjaran yang dimaksud adalah setiap
akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang dari suatu hubungan.
Ganjaran dapat berupa uang, penerimaan sosial, atau dukungan terhadap nilai
yang dipegangnya. Sedangkan yang dimaksud dengan biaya adalah akibat yang
negatif yang terjadi dalam suatu hubungan. Biaya itu dapat berupa waktu, usaha,
konflik, kecemasan, dan keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang
dapat menimbulkan efek-efek tidak menyenangkan.
2. Model
Peranan
Model peranan menganggap hubungan
interpersonal sebagai panggung sandiwara. Disini setiap orang harus memerankan
peranannya sesuai dengan naskah yang telah dibuat oleh masyarakat. Hubungan
interpersonal berkembang baik bila setiap individu bertidak sesuai dengan
peranannya.
3. Model
Interaksional
Model ini memandang hubungan
interpersonal sebagai suatu sistem. Setiap sistem memiliki sifat-sifat
struktral, integratif dan medan. Semua sistem terdiri dari subsistem-subsistem
yang saling tergantung dan bertindak bersama sebagai suatu kesatuan.
Selanjutnya, semua sistem mempunyai kecenderungan untuk memelihara dan
mempertahankan kesatuan. Bila ekuilibrium dari siste terganggu, segera akan
diambil tindakannya. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan
bersama, metode komunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan.
B. Memulai Hubungan Pembentukan Kesan dan Ketertarikan
Interpersonal
dalam Memulai Hubungan
Suatu hubungan interpersonal dimulai
dengan adanya ketertarikan interpersonal. Ketertarikan Interpersonal adalah
sikap seseorang mengenai orang lain di mana ketertarikan meliputi evaluasi
sepanjang suatu dimensi yang berkisar dari sangat suka hingga sangat tidak suka
Tahap Hubungan
Interpersonal
Adapun tahap-tahap untuk menjalin hubungan interpersonal,
yaitu:
1. Pembentukan
Tahap ini sering disebut juga dengan
tahap perkenalan. Beberapa peneliti telah menemukan hal-hal menarik dari proses
perkenalan. Fase pertama, “fase kontak
yang permulaan”, ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk menangkap
informasi dari reaksi kawannya. Masing-masing pihak berusaha menggali
secepatnya identitas, sikap dan nilai pihak yang lain. bila mereka merasa ada
kesamaan, mulailah dilakukan proses mengungkapkan diri. Pada tahap ini
informasi yang dicari meliputi data demografis, usia, pekerjaan, tempat tinggal,
keadaan keluarga dan sebagainya. Menurut Charles R. Berger informasi pada tahap
perkenalan dapat dikelompokkan pada tujuh kategori, yaitu: a) informasi
demografis; b) sikap dan pendapat (tentang orang atau objek); c) rencana yang
akan datang; d) kepribadian; e) perilaku pada masa lalu; f) orang lain; serta
g) hobi dan minat.
2. Peneguhan
Hubungan
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat
statis, tetapi selalu berubah. Untuk memelihara dan memperteguh hubungan
interpersonal, diperlukan tindakan-tindakan tertentu untuk mengembalikan
keseimbangan. Ada empat faktor penting dalam memelihara keseimbangan ini,
yaitu: a) keakraban; b) kontrol; c) respon yang tepat; dan d) nada emosional
yang tepat.
Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan
akan kasih sayang. Hubungan interpersonal akan terperlihara apabila kedua belah
pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan. Faktor kedua adalah
kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa, dan bilamana. Jika dua
orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum mengambil kesimpulan, siapakah yang
harus berbicara lebih banyak, siapa yang menentukan, dan siapakah yang dominan.
Konflik terjadi umumnya bila masing-masing ingin berkuasa, atau tidak ada pihak
yang mau mengalah.
Faktor ketiga adalah ketepatan respon.
Dimana, respon A harus diikuti oleh respon yang sesuai dari B. Dalam percakapan
misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucon dengan tertawa,
permintaan keterangan dengan penjelasan. Respon ini bukan saja berkenaan dengan
pesan-pesan verbal, tetapi juga pesan-pesan nonverbal. Jika pembicaraan yang
serius dijawab dengan main-main, ungkapan wajah yang bersungguh-sungguh diterima
dengan air muka yang menunjukkan sikap tidak percaya, maka hubungan
interpersonal mengalami keretakan. Ini berarti kita sudah memberikan respon
yang tidak tepat.
Faktor terakhir yang dapat memelihara
hubungan interpersonal adalah keserasian suasana emosional ketika komunikasi
sedang berlangsung. Walaupun mungkin saja terjadi interaksi antara dua orang
dengan suasana emosional yang berbeda, tetapi interaksi itu tidak akan stabil.
Besar kemungkinan salah satu pihak akan mengakhiri interaksi atau mengubah suasana
emosi.
3. Pemutusan
Hubungan
Menurut R.D. Nye dalam bukunya yang
berjudul Conflict Among Humans, setidaknya ada lima sumber konflik yang dapat
menyebabkan pemutusan hubungan, yaitu:
a) Kompetisi, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu
dengan mengorbankan orang lain. Misalnya, menunjukkan kelebihan dalam bidang tertentu
dengan merendahkan orang lain.
b) Dominasi, dimana salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak
lain sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar.
c) Kegagalan, dimana masing-masing berusaha menyalahkan yang lain apabila
tujuan bersama tidak tercapai.
d) Provokasi, dimana salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu
yang ia ketahui menyinggung perasaan yang lain.
e) Perbedaan
nilai, dimana kedua pihak tidak
sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
B1. Jenis
Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa jenis hubungan
interpersonal, yaitu: a) berdasarkan jumlah individu yang terlibat; b)
berdasarkan tujuan yang ingin dicapai; c) berdasarkan jangka waktu; serta d)
berdasarkan tingkat kedalaman atau keintiman.
Hubungan interpersonal berdasarkan
jumlah individu yang terlibat, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan diad dan
hubungan triad. Hubungan diad merupakan hubungan atara dua individu. Kebanyakan
hubungan kita dengan orang lain bersifat diadik. William Wilmot mengemukakan
beberapa ciri khas hubungan diad, dimana setiap hubungan diad memiliki tujuan
khusus, individu dalam hubungan diad menampilkan wajah yang berbeda dengan
‘wajah’ yang ditampilkannya dalam hubungan diad yang lain, dan pada hubungan
diad berkembang pola komunikasi (termasuk pola berbahasa) yang unik/ khas yang
akan membedakan hubungan tersebut dengan hubungan diad yang lain. Sedangkan
hubungan triad merupakan hubungan antara tiga orang. Hubungan triad ini
memiliki ciri lebih kompleks, tingkat keintiman/ kedekatan anatar individu
lebih rendah, dan keputusan yang diambil lebih didasarkan voting atau suara
terbanyak (dalam hubungan diad, keputusan diambil melalui negosiasi).
Hubungan interpersonal berdasarkan
tujuan yang ingin dicapai, dibagi menjadi 2, yaitu hubungan tugas dan hubungan
sosial. Hubungan tugas merupakan sebuah hubungan yang terbentuk karena tujuan
menyelesaikan sesuatu yang tidak dapat dikerjakan oleh individu sendirian.
Misalnya hubungan antara pasien dengan dokter, hubungan mahasiswa dalam
kelompok untuk mengerjakan tugas, dan lain-lain.
Sedangkan hubungan sosial merupakan
hubungan yang tidak terbentuk dengan tujuan untuk menyelesaikan sesuatu.
Hubungan ini terbentuk (baik secara personal dan sosial). Sebagai contoh adalah
hubungan dua sahabat dekat, hubungan dua orang kenalan saat makan siang dan
sebagianya.
Hubungan interpersonal berdasarkan
jangka waktu juga dibagi menjadi 2, yaitu hubungan jangka pendek dan hubungan
jangka panjang. Hubungan jangka pendek merupakan hubungan yang hanya
berlangsung sebentar. Misalnya hubungan antara dua orang yang saling menyapa
ketika bertemu di jalan. Sedangkan hubungan jangka panjang berlangsung dalam
waktu yang lama. Semakin lama suatu hubungan semakin banyak investasi yang
ditanam didalamnya (misalnya berupa emosi atau perasaaan, materi, waktu, komitmen
dan sebagainya). Dan karena investasi yang ditanam itu banyak maka semakin
besar usaha kita untuk mempertahankannya.
Selain ketiga jenis hubungan
interpersonal yang sudah dijelaskan di atas, masih terdapat satu lagi jenis
hubungan interpersonal yang didasarkan atas tingkat kedalaman atau keintiman,
yaitu hubungan biasa dan hubungan akrab atau intim. Hubungan biasa merupakan
hubungan yang sama sekali tidak dalam atau impersonal atau ritual. Sedangkan
hubungan akrab atau intim ditandai dengan penyingkapan diri (self-disclosure). Makin intim suatu
hubungan, makin besar kemungkinan terjadinya penyingkapan diri tentang hal-hal
yang sifatnya pribadi.
Hubungan intim terkait dengan jangka
waktu, dimana keintiman akan tumbuh pada jangka panjang. Karena itu hubungan
intim akan cenderung dipertahankan karena investasi yang ditanamkan individu di
dalamnya dalam jangka waktu yang lama telah banyak. Hubungan ini bersifat
personal dan terbebas dari hal-hal yang ritual.
B2. Faktor
Yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal
Terdapat beberapa hal yang mempengaruhi hubungan
interpersonal, yaitu:
1.
Komunikasi efektif
Komunikasi interpersonal dinyatakan
efektif bila pertemuan antara pemangku kepentingan terbangun dalam situasi
komunikatif—interaktif dan menyenangkan.
2.
Ekspresi wajah
Ekspresi wajah menimbulkan kesan dan
persepsi yang sangat menentukan penerimaan individu atau kelompok. Wajah telah
lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal dan merupakan alat
komunikasi yang sangat penting dalam menyampaikan makna dalam beberapa detik
raut wajah akan menentukan dan menggerakkan keputusan yang diambil. Kepekaan
menangkap emosi wajah sangat menentukan kecermatan tindakan yang akan diambil.
3.
Kepribadian
Kepribadian sangat menentukan bentuk
hubungan yang akan terjalin. Kepribadian mengekspresikan pengalaman subjektif
seperti kebiasaan, karakter dan perilaku. Faktor kepribadian lebih mengarah
pada bagaimana tanggapan dan respon yang akan diberikan sehingga terjadi
hubungan.
4.
Stereotyping
Stereotyping merupakan cara yang banyak ditemukan dalam menilai orang
lain yang dilibatkan pada kategorisasi tertentu. Individu atau kelompok akan
merespon pengalaman dan lingkungan dengan cara memperlakukan anggota masyarakat
secara berbeda atau cenderung melakukan pengelompokan menurut jenis kelamin,
cerdas, bodoh, rajin, atau malas.
5.
Kesamaan karakter personal
Manusia selalu berusaha mencapai
konsistensi dalam sikap dan perilakunya atau kita cenderung menyukai orang
lain, kita ingin mereka memilih sikap yang sama dengan kita, dan jika menyukai
orang, kita ingin memilih sikap mereka yang sama. Orang-orang yang memiliki
kesamaan dalam nilai-nilai, norma, aturan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tingkat
sosial ekonomi, budaya, agama, ideologis, cenderung saling menyukai dan
menerima keberadaan masing-masing.
6.
Daya tarik
Dalam hukum daya tarik dapat dijelaskan
bahwa cara pandang orang lain terhadap diri individu akan dibentuk melalui cara
berfikir, bahasa dan tindakan yang khas. Orang pintar, pandai bergaul, ganteng
atau cantik akan cenderung ditanggapi dan dinilai dengan cara yang menyenangkan
dan dianggap memiliki sifat yang baik. Meskipun apa yang disebut gagah, cantik atau
pandai bergaul belum disepakati, namun sebagian relatif menerima orang sebagai
pandai cantik atau gagah. Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa daya tarik
seseorang baik fisik maupun karakter sering menjadi penyebab tanggapan dan
penerimaan personal. Orang-orang yang memiliki daya tarik cederung akan
disikapi dan diperlakukan lebih baik, sopan dan efektif untuk mempengaruhi
pendapat orang lain.
7.
Ganjaran
Seseorang lebih menyenangi orang lain
yang memberi penghargaan atau ganjaran berupa pujian, bantuan, dorongan moral.
Kita akan menyukai orang yang menyukai dan memuji kita. Interaksi sosial
ibaratnya transaksi dagang, dimana seseorang akan melanjutkan interaksi bila
laba lebih banyak dari biaya. Bila pergaulan seorang pendamping masyarakat
dengan orang-orang disekitarnya sangat menyenangkan, maka akan sangat
menguntungkan ditinjau dari keberhasilan program, menguntungkan secara
ekonomis, psikologis dan sosial.
8.
Kompetensi
Setiap orang memiliki kecenderungan atau
tertarik kepada orang lain karena prestasi atau kemampuan yang ditunjukkannya.
Masyarakat akan cenderung menanggapi informasi dan pesan dari orang
berpengalaman, ahli dan profesional serta mampu memberikan kontribusi secara
intelektual, sikap dan mampu memberikan solusi terhadap masalah yang dihadapi.
Dalam situasi krisis, para pihak yang berkonflik membutuhkan bantuan teknis dan
bimbingan dari individu yang dipercaya dan mampu menumbuhkan kerjasama untuk mendorong
penyelesaian.
C.
Intimasi dan Hubungan Pribadi
C1. Pengertian Intimasi
Intimasi adalah kedekatan secara emosional
dan psikologis diantara dua orang atau lebih (Atwater). Menurut Chaplin, yang
disebut dengan Intimasi adalah kedekatan interpersonal yang melibatkan dua orang,
baik kedekatan secara fisik ataupun kedekatan secara psikologis.
Papalia dan Olds mendefinisikan intimasi
sebagai sebuah kedekatan secarainterpersonal diantara dua orang. Lebih lanjut
Papalia dan Olds juga menjelaskan bahwa kedekatan yang terjadi tidak hanya
sebatas pada dua orang yang saling mencintai (suami istri), namun juga terdapat
pada hubungan pertemanan atau persahabatan, persaudaraan, dan ikatan-ikatan
lainnya.
Intimasi menurut Freud, adalah kedekatan
secara emosional dan interpersonal, dan kedekatan seksual yang merupakan
perwujudan atau manifestasi dari ketertarikan seksual diantara dua organisme.
Pendapat yang berbeda dikemukakan oleh Wirawan, yang mengatakan bahwa intimasi bukan
hanya sebatas ketertarikan secara seksual yang pada akhirnya merupakan hubungan
intim (coitus intercourse), namun
intimasi lebih merupakan kedekatan secara psikologis, emosional dan perasaan
diantara dua manusia atau lebih.
C2. Pendapat Para Ahli Mengenai Intimasi
Pendapat beberapa ahli mengenai
intimasi, di antara lain yaitu :
a) Shadily
dan Echols (1990) mengartikan intimasi sebagai
kelekatan yang kuat yang didasarkan oleh saling percaya dan kekeluargaan.
b) Sullivan
(Prager, 1995) mendefinisikan intimasi sebagai
bentuk tingkah laku penyesuaian seseorang untuk mengekspresikan akan
kebutuhannya terhadap orang lain.
c) Steinberg
(1993) berpendapat bahwa suatu hubungan intim adalah
sebuah ikatan emosional antara dua individu yang didasari oleh kesejahteraan
satu sama lain, keinginan untuk memperlihatkan pribadi masing-masing yang
terkadang lebih bersifat sensitif serta saling berbagi kegemaran dan aktivitas
yang sama.
d) Levinger
& Snoek (Brernstein dkk, 1988) merupakan suatu bentuk hubungan
yang berkembang dari suatu hubungan yang bersifat timbal balik antara dua
individu. Keduanya saling berbagi pengalaman dan informasi, bukan saja pada
hal-hal yang berkaitan dengan fakta-fakta umum yang terjadi di sekeliling
mereka, tetapi lebih bersifat pribadi seperti berbagi pengalaman hidup,
keyakinan-keyakinan, pilihan-pilihan, tujuan dan filosofi dalam hidup. Pada
tahap ini akan terbentuk perasaan atau keinginan untuk menyayangi,
memperdulikan, dan merasa bertangung jawab terhadap hal-hal tertentu yang
terjadi pada orang yang dekat dengannya.
e) Atwater (1983) mengemukakan
bahwa intimasi mengarah pada suatu
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang terdalam.Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
hubungan yang bersifat informal, hubungan kehangatan antara dua orang yang diakibatkan oleh persatuan yang lama. Intimasi mengarah pada keterbukaan pribadi dengan orang lain, saling berbagi pikiran dan perasaan mereka yang terdalam.Intimasi semacam ini membutuhkan komunikasi yang penuh makna untuk mengetahui dengan pasti apa yang dibagi bersama dan memperkuat ikatan yang telah terjalin. Hal tersebut dapat terwujud melalui saling berbagi dan membuka diri, saling menerima dan menghormati, serta kemampuan untuk merespon kebutuhan orang lain (Harvey dan Omarzu dalam Papalia dkk, 2001).
D. Intimasi
dan Pertumbuhan
Salah satu syarat menjadi cinta dan
dekat kepada seseorang dalam adalah intimasi atau keintiman. Hal ini juga
disebutkan dalam Triangle Love Theory milik Robert Sternberg. Salah satu
elemennya yaitu keintiman merupakan komposisi dari kedekatan dan kenyamanan.
Triangular theory of love adalah
teori cinta yang dikembangkan oleh psikolog, Robert Sternberg. Dalam konteks
hubungan interpersonal, "ketiga komponen cinta, menurut teori segitiga,
adalah komponen keintiman (intimacy),
gairah komponen (passion component),
dan komponen keputusan / komitmen (decision/commitment
component).
Keintiman - Yang meliputi perasaan
keterikatan, kedekatan, dan keterhubungan.
Gairah - Yang mencakup dorongan untuk berhubungan
dan daya tarik seksual.
Komitmen - Yang meliputi, dalam jangka
pendek, keputusan untuk tetap setia dengan yang seseorang, dan dalam jangka
panjang, prestasi dan rencana bersama yang dibuat dengan seseorang.
Intimasi bisa bertumbuh
menjadi suatu hubungan yang lebih serius dan didasari dengan kejelasan status
hubungan dan adanya komitmen bersama.
http://anawidiyastuti.blog.esaunggul.ac.id/files/2012/10/Hubungan-Interpersonal.pdf
http://psikologi.or.id/mycontents/uploads/2010/07/hubungan-interpersonal.pdf
http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/3553/1/JURNAL%20SKRIPSI.pdf
http://en.wikipedia.org/wiki/Triangular_theory_of_love
Tidak ada komentar:
Posting Komentar