5.
Pengoganisasian Struktur Manajemen
A. Definisi
Pengorganisasian
Istilah organisasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “organon” atau di dalam bahasa Latin “Organum” yang berati alat, bagian,
anggota atau badan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Organisasi adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang)
dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama. Beberapa Ahli mengemukakan
definisi organisasi sebagai berikut.
1. James D. Mooney
Menurut
James D. Mooney, dalam bukunya The
Principles of Organization, organisasi adalah setiap bentuk perserikatan
manusia untuk mencapai suatu tujuan bersama.
2. Chester I. Barnard
Chester
I. Bernard mengemukakan dalam bukunya The
Function of The Excecutive, organisasi adalah suatu sistem mengenai
usaha-usaha kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.
3. J. William Schulze
Menurut J.
William Schulze organisasi adalah suatu penggabungan dari orang-oirang,
benda-benda, alat-alat perlengkapan, ruang kerja dan segala sesuatu yang
bertalian dengannya, yang dihimpun dalam hubungan yang teratur dan efektif
untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan
4. Kamus Administrasi
Dalam Kamus
Administrasi dikatakan bahwa organisasi adalah suatu usaha kerjasama dari
sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari definisi-definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Dalam organisasi terdapat sekelompok orang (dua orang
atau lebih).
b. Dalam organisasi ada kerjasama
c. Dalam organisasi ada tujuan bersama.
d. Berdasarkan beberap pengertian diatas dapat dikatakan
bahwa organisasi merupakan perkumpulan sekelompok orang yang melakukan kerjasama
untuk mencapai tujuan tertentu.
Istilah pengorganisasian
mempunyai bermacam-macam pengertian. Istilah tersebut dapat digunakan untuk
menunjukkan hal-hal berikut ini :
1. Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan
yang paling efektif sumber daya- sumber daya keuangan, phisik, bahan baku, dan
tenaga kerja organisasi.
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya,
dimana setiap pengelompokkan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan-hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan
tugas-tugas dan para karyawan.
4. Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut
tugas-tugas yang harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelegasikan
wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Pengorganisasian
dapat digolonngkan menjadi tiga langkah prosedur sebagai berikut:
1. Perincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk
mencapai tujuan organisasi.
2. Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan
secara logik dapat dilaksanakan oleh satu orang.
3. Pengadaan dan pengembangan suatu mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang
terpadu dan harmonis.
Pelaksanaan proses pengorganisasian
yang sukses, akan memnbuat suatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses
ini akan tercermin dari pada struktur organisasi, yang mencakup aspek-aspek
penting organisasi dan proses pengorganisasian, yaitu : 1) pembagian kerja, 2) departementalisasi
(atau sering disebut dengan istilah departementasi),
3) bagan oirganisasi formal, 4) rantai perintah dan kesatuan perintah, 5) tingkat-tingkat
hirarki manajemen, 6) saluran komunikasi, 7) penggunaan komite, 8) rentang
manajemen dan kelompok-kelompok informal yang tak dapat dihindarkan.
B. Definisi Struktur
Organisasi
Struktur organisasi ( desain organisasi) dapat
didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi
dikelola. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola
tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posis,
maupun orang-orang yang menunjukkan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda
dalam suatu organisasi. Struktur ini mengadung unsur-unsur spesialisasi kerja,
standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan
struktur organisasi adalah sebagai berikut :
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya.
2. Teknologi yang digunakan.
3. Anggota (karyawan dan orang-orang yang terlibat dalam
organisasi.
4. Ukuran organisasi
Unsur-unsur struktur organisasi :
1. Spesialisasi kegiatan berkenaan dengan spesifikasi tugas-tugas individual dan
kelompok kerja dalam organisasi (pembagian kerja) dan penyatuan tugas-tugas
tersebut menjadi satuan-satuan kerja (departementalisasi).
2. Pengelompokkan segmen-segmen
pekerjaan. Keseluruhan bagan
menunjukkan atas dasar apa kegiatan-kegiatan organisasi dibagi dasar fungsional
atau devisional atau lainnya (departementalisasi)
3. Tingkatan manajemen. Suatu bagan tidak hanya menunjukkan manajer dan bawahan
tetapi juga keseluruhan hirarki manajemen.
C.
Pengorganisasian sebagai Fungsi Manajemen
Salah satu
fungsi manajemen yang penting adalah pengorganisasian yang sama pula pentingnya
dengan fungsi perencanaan karena dengan pengorganisasian berarti akan memadukan
seluruh sumber-sumber (resources)
yang ada dalam organisasi, baik yang berupa sumber daya manusia maupun sumber
daya lainnya (sumber daya non manusia) harus diatur dan dipadukan sedemikian
rupa untuk berjalannya suatu organisasi dalam rangkai pencapaian tujuannya. Pentingnya
pengorganisasian sebagai fungsi yang dijalankan oleh setiap manajer atau
orang-orang yang menjalankan manajemen dalam setiap organisasi.
6.
Actuating Manajemen
A. Definisi Actuating
Actuating (penggerakan) adalah suatu fungsi pembimbingan
dan pemberian pimpinan serta penggerakan orang-orang agar orang-orang tersebut
mau dan suka bekerja. Berdasarkan pengertian tersebut jelaslah bahwa peranan
penggerakan (actuating) sangat penting, karena penggerakan berfungsi untuk
menggerakan fungsi-fungsi manajemen yang lain, seperti perencanaan,
pengorganisasian, pengawasan.
Menggerakan orang-orang agar mau dan suka bekerja
mempunyai arti bagaimana menjadikan para pegawai sadar akan tugas dan kewajiban
serta bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan kepadanya tanpa menunggu
perintah dari siapapun.
Ø Faktor-faktor penting dalam keberhasilan penggerakan
Fungsi penggerakan tidak sekedar pekerjaan mekanis
(mesin, elektronik) karena manusia bukanlah robot, oleh karenanya diperlukan
faktor-faktor pendukung, seperti :
1. Segi Organisasi
1.1.
Terdapat peraturan-peraturan
Maksudnya adalah adanya ketentuan-ketentuan yang memberi
kemungkinan adanya kepastian perkembangan organisasi baik ke dalam maupun ke
luar.
1.2. Terdapat fasilitas-fasilitas
Maksudnya adalah fasilitas-fasilitas perangkat lunak atau
perangkat keras yang diperlukan untuk gerak organisasi yang didasarkan atas
pengkajian yang dapat dipertanggung jawabkan untuk memenuhi aspek kuantitas dan
kualitas.
1.3. Terdapat sarana komunikasi yang memadai
Sarana komunikasi yang memadai adalah segala sesuatu yang
digunakan untuk menyampaikan dan menerima informasi, misalnya telepon,
internet, mimbar, publikasi, journal dan sebagainya.
1.4. Terdapat kader-kader pemimpin
Terdapat kader-kader
pemimpin artinya bahwa untuk mendapatkan pimpinan yang jelas dan tegas ruang lingkup
kepemimpinannya perlu dipertimbangkan dari dalam organisasi untuk memotivasi gerak
organisasi kearah yang sesuai tujuan organisasi.
2. Segi Pemimpin
2.1. Wewenang
maksudnya adalah pemimpin harus memahami akan tugas dan wewenang yang
diembannya (delegation of authority)
2.3. Memiliki
kelebihan-kelebihan
Maksudnya
adalah suatu keadaan tertentu yang dimiliki seseorang dan tidak terdapat pada
orang lain.
2.4. Memiliki
sifat-sifat kepemimpinan
Menurut
Ord Way Tead dalam bukunya “The Art of
Leadership”, menyebutkan sifat-sifat yang harus dimiliki pemimpin adalah :
1. Energi jasmani dan rokhani (physical and nerveus energy)
2. Semangat untuk mencapai tujuan (a sence of purpose an direction)
3. Ramah dan penuh perasaan (frend lyness and effection)
4. Integritas (integrity)
5. Kecakapan teknis (technical
skill)
6. Mudah mengambil keputusan (decisive ness)
7. Cerdas (intelligence)
8. Kecakapan mengajar (teaching
skill)
9. Keyakinan (faith).
3. Segi Pegawai
Pegawai
yang akan digerakkan harus mempunyai kemampuan untuk menerima dan memahami apa
yang diberikan pimpinan baik petunjuk, bimbingan ataupun perintah, kemampuan
itu antara lain :
a. Memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang memadai. Pengetahuan
dan keterampilan mutlak harus dipunyai oleh pegawai, terutama yang berkaitan
dengan organisasi tempat bekerja.
b. Memiliki pandangan bahwa
pengabdian adalah untuk organisasi, masyarakat dan negara bukan kepada
pimpinan.
c. Mau
dipimpin, maksudnya adalah pegawai mempunyai rasa kesadaran,
rasional dan terarah pada pengabdian yang seluas-luasnya, dan bukan karena
terpaksa.
d. Terpeliharanya tim kerja, maksudnya bahwa untuk berhasilnya fungsi penggerakan harus
tetap terpeliharanya kekompakan tim kerja, tim kerja harus kokoh dan kuat baik
kualitas maupun kuantitas ataupun baik fisik maupun batiniah.
B.
Pentingnya Actuating
Actuating penting dalam suatu manajemen dan organisasi
karena berfungsi membimbing dan adanya arahan pimpinan serta penggerakan orang-orang
agar orang-orang tersebut mau dan suka bekerja dalam arti menjadikan para
pegawai sadar akan tugas dan kewajiban serta bertanggung jawab atas tugas yang
dibebankan kepadanya tanpa menunggu perintah dari siapapun
C.
Prinsip-Prinsip Actuating
Menurut Robbins P. Stephens actuating dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada beberapa prinsip, yaitu:
a.
Prinsip
mengarah pada tujuan
Tujuan pokok dari
pengarahan nampak pada prinsip yang menyatakan bahwa makin efektifnya proses
pengarahan, akan semakin besar sumbangan bawahan terhadap usaha mencapai
tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri sendiri, karena perlu mendapatkan
dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain seperti : perencanaan, struktur
organisasi, tenaga kerja yang cukup, pengawasan yang efektif dan kemampuan
untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan bawahan.
b.
Prinsip
keharmonisan dengan tujuan
Orang-orang bekerja
untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang mungkin tidak mungkin sama dengan tujuan
perusahaan. Mereka mengkehendaki demikian dengan harapan tidak terjadi
penyimpangan yang terlalu besar dan kebutuhan mereka dapat
dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan kepentingan perusahaan. Semua
ini dipengaruhi oleh motivasi masing-masing individu
c.
Prinsip
kesatuan komando
Prinsip kesatuan
komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan dan tangggung jawab
para bawahan.
7.
Mengendalikan Fungsi Manajemen
A.
Definisi Pengendalian (Controling)
Mc.
Farland memberikan definisi, pengendalian adalah
suatu proses dimana pimpinan ingin mengetahui apakah hasil pelaksanaan
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sesuai dengan rencana, perintah, tujuan
atau kebijakan yang telah ditentukan.
B.
Langkah-langkah Dalam Kontrol
secara
umum pengedalian dapat dilakukan dengan langkah sevagai berikut :
1. Penetapan standar dan metode pengukuran kerja
2. Mengukur kegiatan
3. Membandingkan hasil pengendalian dengan hasil kegiatan
4. Melakukan tindakan korektif terhadap penyimpangan yang
terjadi
C. Tipe-tipe Kontrol
Terdapat
4 tipe-tipe kontrol,yaitu sebagai berikut:
1.
Pengendalian dari dalam
orgnisasi (Pengawasan Internal)
Adalah
pengendalian yang dilakukan oleh oleh aparat/unit pengendalian yang dibentuk dari
dalam organisasi itu sendiri (dalam satu atap). Aparat/unit pengendalian ini
bertugas mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan oleh pimpinan untuk
melihat dan menilai kemajuan atau kemunduran dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Pengendalian Luar Organisasi (Pengawasan
Ekstenal)
Adalah pengendalian yang dilakukan oleh Aparat/Unit Pengendalian dari luar organisasi terhadap
departemen (lembaga pemerintah lainnya) atas nama pemerintah. Selain itu pengendalian dapat pula dilakukan oleh pihak luar yang ditunjuk oleh suatu organisasi untuk minta
bantuan pemeriksaan/pengendalian terhadap organisasinya.
3. Pengendalian Preventif
Pengendalian preventif adalah pengendalian yang dilakukan sebelum rencana itu dilaksanakan. Maksud pengendalian preventif
adalah untuk mencegah terjadinya kekeliruan/kesalahan.
4. Pengendalian Represif
Pengendalian represif adalah pengendalian yang dilakukan setelah adanya pelaksanaan pekerjaan. Maksud dilakukannya pengendalian represif adalah untuk menjamin kelangsungan pelaksanaan pekerjaan agar hasilnya
tidak menyimpang dari yang telah direncanakan (dalam pengawasan anggaran
disebut post- audit).
D. Kontrol Proses
Manajemen
Merupakan
proses dimana para manajer mempengaruhi anggota organisasi lainnya untuk
mengimplementasikan strategi organisasi. Kegiatan pengendalian manajemen yaitu : merencanakan,
mengkoordinasikan, mengkomunikasikan,
mengevaluasi, memutuskan, dan mempengaruhi.
Batas pengendalian kontol manajemen
adalah :
· Strategy
Formulation (Formulasi Strategi)
Proses memutuskan
tujuan organisasi dan strategi untuk mencapai tujuan dengan fokus jangka
panjang
· Management
Control (Pengendalian Manajemen)
Merupakan proses
implementasi strategi
· Task Control
(Pengendalian Tugas)
Proses untuk
memastikan bahwa tugas yang spesifik dilaksanakan secara efektif dan efisien
Sumber:
Endang, Sri R,Sri Mulyani, Suyetty. 2010. Modul Memahami
Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Handoko, T. Hani. 1986. Manajemen edisi 2. Yogyakarta : BPFE.
Chapter 12 Pengendalian dan
Pengawasan.Diakses pada 30 Oktober 2013 dari http://tinherniyani.trigunadharma.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/CHAPTER-12-Pengendalian-atau-Pengawasan.pdf
Modul 4 : Pengorganisasian sebagai Salah Satu Fungsi Manajemen.
Diakses pada 30 Oktober 2013 dari https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCUQFjAA&url=http%3A%2F%2Fcai.elearning.gunadarma.ac.id%2Fwebbasedmedia%2Fdownload.php%3Ffile%3DPENGORGANISASIAN%2520SBG%2520FUNGSI.pdf&ei=CyZxUvekBoaErAeknYCYCQ&usg=AFQjCNGvfF1kRFby-6cQHgPi7WLsdF5R_Q&bvm=bv.55617003,d.bmk
Modul
5 : Dasar-dasar Manajemen. Diakses pada 8 Oktober 2013 dari http://data.bmkg.go.id/share/Dokumen/modul%208-11.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar